oleh

TIDAK ADA KETERANGAN LAMANYA PEKERJAAN, TALUD PENGAMAN PANTAI MODONG.

Beltim, KPK — Manggar, Beltim. www.korankpk.com
Proyek Talud Pengaman Pantai Modong (lanjutan), yang berlokasi di bibir pantai Modong, desa Padang kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur, telah mulai berjalan.

Proyek yang dikerjakan oleh PT.Putra Hari Mandiri yang beralamat perusahaannya di Kemayoran Jakarta Pusat , adalah Proyek yang berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dirjend Sumber Daya Air,Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung.

Proyek tersebut akan memakan anggaran sebesar Rp.7.388.602.000,- dari harga Pagu lelang yang semula Rp.10.245.000,-.

Di papan proyek sebagai penanda keterangan kegiatan proyek, tertera jelas Nomor Kontrak HK.02.03/02/KONST/bws23.8.4/2021, Tanggal 02 Maret 2021 dan keterangan lainnya, seperti nama pekerjaan, Provinsi, kode satker, Dipa nomor, tanggal Dipa, Biaya, Pelaksana dan alamat pelaksana.

Namun sayangnya lama waktu pekerjaan tidak tertulis di Papan Proyek, ketika awak media menanyakan kepada PPK Kegiatan, Heru melalui pesan WhatsApp, hingga berita ini diturunkan, tak ada jawaban, begitupula dengan Kepala Proyek yang berdasarkan info di lapangan bernama Edi, seperti halnya PPK, juga tak memberikan jawaban.

Kegiatan penumpukan bahan material, utamanya Batu berupa batu granit, dan diadakan dari PT.HKM, berdasarkan liputan dan info di lapangan, Minggu(28/03/2021), telah dimulai sejak tiga hari yang lalu.

Adapun Kayu gelam berdiamete lebih kurang 10 cm, yang diduga akan dipakai sebagai cerucuk, telah ada sebagian didekat direksi keet, yang sedang dikerjakan.

Menurut keterangan salah seorang pekerja di lapangan, Kayu tersebut diduga berasal dari Limbongan, namun pekerja tersebut mengaku tidak tahu ada SKAU ( Surat Keterangan Asal Usul ) Kayu tersebut.

“Kayu itu asalnya kalau tidak salah dari Limbongan, kalau SKAUnya saya tidak tahu pak” jawab pekerja lapangan pada awak media.

Sementara itu Suryadi Wahid, Ketua DPC Ormas LAKI (Laskar Anti Korupsi Indonesia), yang hadir di lokasi proyek, mengatakan ia datang dengan maksud untuk menjalankan fungsinya sebagai sosial kontrol yang merupakan Tupoksinya dalam batas wilayah kerjanya, di Beltim.

“Saya menyambut baik, akan adanya Proyek ini, semoga berjalan baik dan lancar, agar kita warga Beltim mendapatkan manfaatnya, namun kita LAKI, akan tetap membantu pemerintah, untuk mengawasi dan melakukan kontrol terhadap pengerjaannya, karena ini memakai dana dari Negara yang tentunya berasal dari pajak yang dibayar kita kita, jangan sampai pengerjaannya asal asalan, hingga hasilnya tidak maksimal bahkan mudah rusak” jelas Suryadi Wahid.

Direksi Keet atau Kantor proyek di lapangan, ternyata menggunakan bangunan yang sudah ada, didekat lokasi kerja proyek,tampak beberapa orang pekerja, sedang melakukan pembenahan didalamnya.

Namun sayang, Awak media tidak dapat menjumpai para tenaga Ahli, yang seharusnya ada di lokasi, akan tetapi yang ada hanya beberapa pekerja yang mengaku berasal dari desa harapan dan salah satunya berasal dari desa Kace di Bangka, serta seorang operator alat berat Mini exapator. (TAMRIN)