Koran Penelusuran Kasus (KPK)
Bangka – Kegiatan tambang timah ilegal di perairan laut Desa Penagan, Bangka, masih berlangsung dengan nyaris tanpa hambatan. Ratusan penambang timah aktif di wilayah ini, sementara aparat penegak hukum setempat, khususnya pihak kepolisian, tampaknya tak mampu menghentikan aktivitas ini. Pertanyaannya, mengapa begitu?
Sorotan jatuh pada dugaan keterlibatan cukong timah atau kolektor timah, serta oknum warga dan aparat penegak hukum (APH) dalam mengatur sistem “koordinasi” yang membuat ratusan ponton isap produksi (PIP) dapat beroperasi dengan lancar dan tanpa gangguan. Dalam kasus ini, tampaknya kerjasama antara penambang dan pemilik ponton sangat solid, sehingga aktivitas tambang timah ilegal dapat terus berlangsung.
Beberapa narasumber di lapangan mengungkapkan bahwa kekuatan aktivitas tambang ilegal di perairan Laut Penagan dapat diperkuat karena koordinasi yang solid di antara pihak-pihak terlibat. Ini mencakup pemilik ponton, penambang, dan pihak yang bertugas mengamankan wilayah tersebut.
“Beda Bang di sini dengan tempat lain. Kalo disini kita solid sesama penambang dan pemilik ponton. Kita juga lancar koordinasi dengan pihak-pihak yang mengamankan di sini,” ujar salah satu penambang.
Tentu saja, masalah penjualan pasir timah juga tidak menjadi kendala. Selain adanya kolektor besar, ada juga kolektor-kolektor kecil yang siap membeli pasir timah yang dihasilkan oleh para penambang. Hal ini menunjukkan bahwa ada jaringan bisnis yang kuat di balik aktivitas tambang ilegal ini.
Seseorang bahkan menawarkan bantuan untuk membuat ponton baru kepada Tim Jobber yang sedang melakukan investigasi. Hal ini menggambarkan sejauh mana koordinasi dan keterlibatan banyak pihak dalam aktivitas tambang ilegal ini.
Ketika ditanya mengenai dugaan keterlibatan oknum APH dalam mengamankan aktivitas penambangan di perairan Laut Penagan, seorang narasumber mengakui bahwa hal tersebut benar adanya. Ia mengungkapkan bahwa jika tidak ada dukungan dari oknum APH, kemungkinan besar wilayah ini sudah lama ditertibkan.
“Paling berani pasang spanduk himbau saja”, tambahnya sambil tersenyum.
Sementara itu, pantauan di lapangan menunjukkan bahwa puluhan bahkan hampir ratusan ponton berjejer di pinggir pantai. Beberapa di antaranya bahkan telah masuk ke kawasan hutan bakau di Pantai Penagan. Hal ini mengindikasikan tingkat aktivitas tambang yang tinggi di wilayah tersebut. Beberapa ponton juga terlihat sedang dalam tahap pembuatan, menunjukkan bahwa bisnis tambang timah ilegal masih terus berkembang.
Keterlibatan cukong timah dan oknum APH dalam aktivitas tambang timah ilegal di Penagan adalah tantangan serius yang harus diatasi. Upaya penegakan hukum yang tegas dan transparan perlu dilakukan untuk mengakhiri praktik ilegal ini dan melindungi ekosistem laut serta hutan bakau yang terancam.
(Sumber: Jobber)