Koran Penelusuran Kasus (KPK)
BANGKA – PT Timah Tbk menyelenggarakan pelatihan untuk Pokdakan dan juga masyarakat di Desa Pemali di Balai Pertemuan Desa Pemali, Kecamatan Pemali, Kabupaten Bangka, Kamis (27/7/2023)
Pelatihan dari PT Timah Tbk ini diikuti oleh puluhan peserta untuk menambah ilmu tentang pemijahan serta perawatan ikan air tawar
Kepala Desa Pemali Abdul Aziz Hasyim,
mengatakan antusias warganya mengikuti kegiatan ini sangat tinggi.
“Alhamdulillah kami dapat pelatihan dari PT Timah Tbk berupa pelatihan pembenihan ikan air tawar. di Pemali ini banyak lahan-lahan eks tambang, seperti kolong-kolong. jadi kebetulan masyarakat kami juga banyak yang buat kolam di situ,” katanya.
Menurutnya, ada 30 orang yang hadir dalam kegiatan pelatihan ini, yang terdiri dari beberapa kelompok peternak ikan dan juga mandiri atau perseorangan.
“Sebenernya masih banyak yang punya tambak, tapi karena kapasitas hanya 30 orang maka untuk saat ini ini dulu yang kami libatkan. Mungkin ke depan, insyaallah jika masih ada lagi pelatihan seperti ini, maka untuk kapasitasnya akan kami tingkatkan lagi,” katanyam
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat perlu dilakukan, karena sangat bagus untuk mengedukasi serta menambah wawasan mereka.
“Kami menargetkan juga kedepannya untuk dilakukan juga pelatihan ikan air tawar jenis lainnya seperti ikan lele, ikan patin, sama ikan gurami,” kata Abdul Aziz.
Ia bersyukur dan mengapresiasi PT TImah Tbk yang telah mengadakan kegiatan ini. Sebab, dengan adanya pelatihan ini dirinya semakin yakin jika Desa Pemali bisa menuju sentral ikan air tawar di Kabupaten Bangka.
“Selama saya menjadi Kepala Desa, setahu saya PT Timah itu benar – benar sangat membantu warga kami. Harapan saya, kerja sama seperti ini dengan pihak PT Timah maupun pihak yang lain jangan sampai disni saja, namun dapat terus berlanjut,” ucapnya.
Ia menyebutkan, para peternak ikan juga merasakan manfaat dari pelatihan ini karena memberikan dampak langsung ke mereka. Ia berharap, kedepannya Desa Pemali akan menjadi kawasan sentra ikan air tawar di Kabupaten Bangka.
“Kemarin kami sempat survei ke rumah para peternak ikan, mereka sangat berterima kasih karena sudah difasilitasi desa dan dibantu oleh PT Timah untuk mengadakan kegiatan ini, sebab bagi mereka pelatihan ini sangat luar biasa dampaknya,” katanya.
Senada, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pemali, Harom (45) mengatakan, banyak sekali manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan ini seperti pemijahan, penanganannya, memilih indukan yang baik dan perawatan yang baik sehingga bisa menghasilkan anakan yang baik pula.
“Harapan kami kepada PT Timah, pertama kami ini ingin diarahkan ke yang lebih besar. Dengan
adanya kontrol dari PT Timah kami bisa berkembang dengan pesat. Karena kalau kami ini tidak dikomandoi mungkin kami tidak tahu arah, hanya sebatas penghasilan hari-harian saja dan tidak bisa berkembang pesat,” katanya.
Selama ini, kata dia ada beberapa kendala yang mereka alami sehingga menyebabkan mereka belum bisa menjadikan Desa Pemali sebagai sentra ikan air tawar. Namun setelah mendapatkan pelatihan ini mereka optimis bisa untuk mewujudkan Desa Pemali jadi sentra ikan air tawar.
“Selama ini kami sendiri-sendiri, jadi wajar saja jika keinginan kami menjadikan Desa Pemali ini sebagai sentral ikan air tawar enggak tercapai. Dengan adanya pelatihan ini temen-temen pun menjadi merasa yakin dengan tujuan dari program-program desa pun menuju Pemali menjadi sentral ikan air tawar,” katanya.
Menurutnya, pelatihan seperti ini memang perlu dilakukan untuk mengembangkan budidaya air tawar. Selama ini proses bisnis yang dilakukan Pokdakan pembesaran lele, nila, patin dan Gurami.
“Memang kami membutuhkan pelatihan semacam ini, apalagi dengan pelatihan ini kami dikenal secara mendalam tentang pemijahan. Sebab selama ini untuk bibit lele itu kami sering beli di pangkaloinang, dimana dalam sekali pembelian itu sekitar 10 ribu bibit lele, dengan modal kurang lebih 2 jutaan. Bahkan terkadang kita juga bisa beli 15 ribu, hingga 20 ribu bibit dari luar,” katanya.
Dengan adanya pelatihan dari PT Timah ini, mereka bisa melakukan pemijahan sendiri dak tidak perlu membeli lagi malah bisa menjual bibit lele.
“Jadi untuk pemijahan sendiri bener-bener masih buta lah, pernah kami mencoba untuk memijah, namun belum maksimal, mungkin ilmunya masih kurang. Tapi setelah mengikuti pelatihan ini, kami merasa lebih yakin dan inshaallah bisa untuk melakukan hal tersebut,” ujarnya. (YOHANES)