19/03/2022
KABUPATEN TANGERANG Koranpenelusurankasus– Program Keluarga Harapan (PKH) Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji diduga menjadi ladang bisnis oknum-oknum tida bertanggungjawab. Permasalahan timbul akibat kartu ATM PKH yang semestinya dipegang oleh setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diduga di tahan oleh oknum ketua kelompok. Akibatnya, warga yang berhak tidak bisa menggunakan manfaat bantuan dari pemerintah tersebut secara maksimal karna warga tak tau dapat bantuan berapa dari penerinta
Warga tersebut juga menceritakqn bahwa kebanyakan kartu ATM diberikan hanya bersifat sebentara, karena ke esoknya harinya ATM di ambil kembali, ada dugaan jika ada pemotongan saat Wara dapat bantuan .Bahkan hal tersebut diduga sudah berlangsung lama karna kejadian sudah berlangsung dari tahun 2013 sampai 2022 warga menduga ada pembiaran yang dilakukan oleh pendamping yang tidak pernah turun mengecek ke warga penerima PKH satu persatu hanya mengandalkan kepercayaan kepada ketua kelompok
Menurut warga saat ada konfirmasi LSM atau wartawan kepada warga penerima bantuan PKH ke ketua Kelompok, Ketua Kelompok selalu mempertanyakan siapa warga pelapornya sedangkan warga merasa ketakutan jika menceritakan kejadian yang sebenarnya karena di ancam tida akan mendapatkan bantuan lagi ke pihak pelapor itulah yang membuat penerima PKH enggan untuk membuat laporan secara terbuka kepada pihak terkait
Saat dikonfirmasi ketua kelompok PKH Pakuhaji ROZAK sangat menyayangkan tindakan ketua kelompok yang melakukan penahanan kartu PKH milik warga desa kohod bahkan ia sempat mengancam ketua kelompok yang melakukan penahanan kartu penerima PKH agar secepatnya mengembalikan kartu ATM dan buku penerima PKH
“Sehari sesudah konfirmasi dilakukan keesokannya warga tersebut mengatakan bahwa ATM sudah dikembalikan namun hanya ATM saja tidak dengan buku serta pin-nya Warga merasa kebingungan bahkan saat mengembalikan ATM tersebut ketua kelompok mengatakan Nanti akan saya ambil lagi ya Bu kalau pas pencairan tutur ketua kelompok kepada warga penerima bantuan PKH”
“Kalau ATM dipulangkan pin-nya tidak dikasih bagaimana cara saya ngecek kartunya Pak terus kok ATM doang bukunya masih tetap ditahan saya kan jadi curiga saya ingin buku itu dikembalikan karena saya ingin melihat berapa jumlah yang saya dapat.
Dalam buku itu sebenarnya saya dapat bantuan berapa karena jika buku itu dikembalikan saya ada keinginan untuk print out buku tersebut apakah uang yang diberikan oleh ketua kelompok sama dengan uang yang diberikan oleh pusat melalui buku rekening tersebut karna saya sejak tahun 2013 sampai 2022 sekalipun belum pernah bisa mengecek bantuan dari pemerintah karena saya tak pernah menerima ATM serta buku tabungannya Tutur ST salah se orang warga penerima PKH”
“Dulu waktu pertama kali saya menerima bantuan sangat lumayan sebesar pak bahkan sampai Rp1.200.000 dan itupun sudah sebanyak 2 kali namun selanjutnya saat ATM dan buku tidak dipegang sama saya Saya hanya menerima bantuan sebesar Rp600.000 melalui ketua kelompok imbuh ST”
(Juli/Jaenudin)