Ngawi KPK – Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, diduga mengalami keracunan massal usai mengonsumsi menu program MBG yang di sajikanoleh SPPG Yayasan Jendela Cahaya Kebaikan desa Jagir yang dibagikan pada Selasa (30/9/2025). Insiden ini menimbulkan kepanikan di kalangan orang tua dan pihak sekolah, mengingat gejala mulai muncul secara serentak beberapa jam setelah makanan dikonsumsi.
Korban berasal dari sejumlah sekolah di wilayah tersebut, antara lain SMKN 1 Ngawi, SMPN 1 Sine, MTsN Sine, serta MI Sumbersari. Berdasarkan keterangan orang tua dan guru, gejala awal yang dialami siswa meliputi pusing, mual, hingga diare. Gejala ini mulai dirasakan siswa pada sore hingga malam hari, setelah mereka pulang ke rumah masing-masing.
Kondisi menjadi lebih mengkhawatirkan pada Rabu pagi (1/10/2025), ketika sejumlah siswa yang sebelumnya hanya mengeluhkan gejala ringan mulai menunjukkan kondisi yang lebih serius. Beberapa di antaranya bahkan tidak mampu beraktivitas dan langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pihak sekolah dan keluarga segera mengambil tindakan dengan melarikan para siswa ke Puskesmas Sine. Namun, seiring dengan terus bertambahnya jumlah pasien, kapasitas ruang perawatan menjadi penuh. Akhirnya, sebagian siswa harus dirujuk ke Puskesmas Ngrambe untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Menanggapi kejadian ini, Pemerintah Kabupaten Ngawi langsung turun tangan. Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko yang akrab disapa Antok, meninjau langsung kondisi para siswa yang dirawat dan berdialog dengan tenaga medis. Ia memastikan seluruh korban mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
Dalam keterangannya, Wabup Antok meminta agar makanan MBG yang dibagikan pada hari itu tidak dikonsumsi terlebih dahulu hingga hasil investigasi keluar. “Keselamatan siswa adalah prioritas utama. Kami minta Dinas Kesehatan melakukan investigasi menyeluruh dan uji laboratorium terhadap sampel makanan,” tegasnya saat berada di Puskesmas Sine.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi pun langsung bergerak cepat melakukan pengambilan sampel makanan untuk diperiksa secara laboratoris. Mereka juga mulai menelusuri asal muasal produk MBG yang dibagikan, serta proses distribusinya ke sekolah-sekolah.
Hingga berita ini diturunkan, puluhan siswa masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Sine maupun Puskesmas Ngrambe. Petugas medis terus memantau perkembangan kondisi kesehatan mereka, sementara pihak berwenang masih menunggu hasil uji laboratorium sebagai dasar tindakan selanjutnya. (Hadi S)







